EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009-2010
Pola
penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya
transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya
perubahan pola penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya
penyebab kematian yang dahulu didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke
penyakit non-infeksi/penyakit tidak menular (degeneratif). Perubahan pola
penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi,
dan sosial budaya. Kecenderungan perubahan ini juga telah terjadi di negara Indonesia
sehingga menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan(Dinkes
Prov. Sumut, 2009).
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi
penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta
kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir
dua pertiganya disebabkan oleh PTM.PTM
juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di
negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60
tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan
13% kematian (Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan PTM,
Kementerian Kesehatan, 2012).
Penyakit Tidak Menular (PTM)di
Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari
waktu ke waktu. Keadaan dimana penyakit menular di satu sisi masih menjadi
masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas
PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan
yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.Selama tahun 1995 hingga 2007 di
Indonesia proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi
dari 41,7% (1995), 49,9% (2001) menjadi 59,5% pada tahun 2007.
Menurut profil PTM WHO tahun 2011, di
Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan meninggal
karena PTM(Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan PTM,Kementerian
Kesehatan, 2012). ProporsiRawat jalan kasus baru penyakit tidak menular
berdasarkan provinsi tahun 2009-2010 di Sumatera Utara sebesar 63,88% dan
66,85%.Persentase Rawat Inap Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Provinsi
Tahun 2009-2010 sebesar 54,9%dan 47,7% (Buletin Jendela data dan Informasi
Kesehatan PTM, Kementerian Kesehatan, 2012). Perubahan pola kebiasaan
hidup yang santai dan pola makan yang menjurus pada sajian siap santap, yang
mengandung lemak, protein dan garam yang tinggi membawa konsekuensi terhadap
berkembangnya penyakit degeneratif, diantaranya adalah hipertensi yang
mempunyai risiko penyebab kematian cukup tinggi (Rahmawaty, 2003).
Di Indonesia transisi epidemiologi
menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit, di mana penyakit kronis
degeneratif sudah terjadi peningkatan. Dalam kurun waktu 20 tahun (SKRT
1980–2001), proporsi kematian penyakit infeksi menurun secara signifikan, namun
proporsi kematian karena penyakit degeneratif (jantung dan pembuluh darah,
neoplasma, endokrin) meningkat 2–3 kali lipat. Penyakit stroke dan hipertensi
di sebagian besar rumah sakit cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan
selalu menempati urutan teratas. Dalam jangka panjang, prevalensi penyakit
jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan semakin bertambah.
Direktorat Jendral P2PL
mengelompokkan prioritas PTM pada tahun 2009 dan 2010 al; Hipertensi, Jantung
dan Diabetes.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari
hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah
mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.
Menurut Khancit, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi.
Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan
kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen,
sedangkan 39,2 persen adalah wanita. Pada tahun 2005, secara global
diestimasikan 17,5 juta penduduk meninggal karena Penyakit Jantung Pembuluh
Darah (PJPD),dan 7,6 juta disebabkan serangan jantung. Penyakit (Diabetes
Melitus) DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatankarena dapat
menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus
diamputasi, penyakit jantung dan stroke.DM menduduki peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4
persenmeninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM
menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia. Sedangkan untuk di Indonesia
diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang DM (diabetis) sebanyak
21,3 juta jiwa
Data
Penyebab kematian kasus rawat inap di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010 pada
Penyakit Tidak Menular : Kanker, Diabetes Melitus, Jantung, Hipertensi, PPOK,
Asma dan stroke.
Sumber:
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011 Adalah sebagai berikut :
Tahun
|
||
Nama
Penyakit
|
2009
|
2010
|
Kanker
|
4.95
|
4.93
|
Diabetes
Melitus
|
3.66
|
3.12
|
Jantung
|
9.49
|
8.01
|
Hipertensi
|
1.91
|
2.42
|
PPOK
|
1.35
|
1.33
|
Asma
|
0.48
|
0.77
|
Stroke
|
4.56
|
2.71
|
Berikui ini Diagram Column Penyakit
tidak menular:
Penyebab kematian kasus rawat inap
pada penyakit tidak menular di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010, sebagai
berikut : Penyakit Jantung menjadi penyebab utama kematian terbanyak pada tahun
2009 dan 2010, diikuti oleh Kanker.
Sedangkan pada penyakit Asma dan
Hipertensi merupakan penyakit yang persentase kematiannya terhadap seluruh
pasien mati dirawat inap yang meningkat dari tahun 2009-2010. Sedangkan PPOK,
Strok, Jantung, Diabetes Melitus dan Kanker persentasenya menurun dari tahun
2009-2010.
source :
http://digilib.unila.ac.id/20724/15/BAB%20I.pdf